
“Tiada hari tanpa macet” itu mungkin itu motto yang tepat menggambarkan tentang kota Jakarta saat ini, tiap hari kita membaca di twitter banyak yang mengeluh “Jakarta macet…!” atau teriak / memaki #macetfoke.. ! tapi kenapa sampai sekarang, meskipun dihujat di maki dan di teriaki tentang kemacetan di Ibukota, hampir tidak ada solusi yang significant dari pemerintah.
Bagaimana dengan kita sendiri? Mari kita lihat apa andil kita dalam kemacetan Jakarta.
- Nafsu kita untuk membeli Mobil memang luar biasa, tahun ini pembelian mobil baru naik sekitar 65% dibanding tahun lalu… 65%..!!! ini diluar mobil yang sudah berkeliaran di jalan. Sepeda motor penjualannya naik 33%… Bagaimana Jakarta bisa “keep-up” dengan penambahan mobil sebanyak ini…
- Ada ketimpangan yang serius antara penduduk Jakarta di siang dan malam hari. Dari sebuah studi yang pernah saya baca, pada malam hari penduduk DKI Jakarta sekitar 9.5 juta orang (sensus 2010)… tetapi ketika siang hari penduduk Jakarta meningkat 1.5 kali lipatnya. Bayangkan hanya dalam waktu hitungan Jam (jam 06.00 -10.00), hampir seluruh penduduk singapura migrasi ke Jakarta.
- Banjir penyebab kemacetan parah! Apa yang kita lakukan untuk mencegah banjir, apakah sungai / got kita bersih dari sampah? Apakah kita membuat biopori di halaman masing masing? Apakah kita menyedot air tanah untuk keperluan sehari hari kita, sehingga ketinggian tanah di Jakarta turun dan menjadi kubangan besar. Kalau kita sendiri tidak disiplin, mau bikin kali banjir kanal berapapun juga tidak akan berhasil. .
- Apakah kita mau bergabung dengan yang lain untuk berangkat bersama? kalau saya lihat mobil kita (termasuk saya) jarang yang berisi lebih dari dua orang padahal mobilnya pada 7 seater.
- Maukah kita membangun bisnis di luar Jakarta? Sepertinya kebanyakan dari kita membangun bisinis di dalam kota karena memang fasilitasnya sudah banyak dan dekat dengan birokrasi. meskipun bisnis kita mengurangi pengangguran, tetapi kita juga menyebabkan bertambahnya penduduk Jakarta.
- Dll dll…
Sebetulnya kalau kita lihat, kemacetan Jakarta ini ada hubungannya dengan kemajuan ekonomi, tapi masak iya kita macet macetan terus… macet memiliki biaya yang cukup besar karena memboroskan energy , biaya, opportunity. Sebaiknya kita melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kemacatan tanpa mengurangi dorongan pemerintah melakukan kebijakan yang fair untuk mengurangi kemacetan.
Ingat ya.. kebijakan yang fair..! Seperti misalkan mengoptimalkan Busway, meneruskan project MRT, bukan membela parkir gedung dan asosiasi mobil. Menurut saya menaikkan biaya parkir menjadi berlipat kali itu adalah upaya korupsi yang terang-terangan. Kita tahu itu kontra produktif dan sangat membela lobi dari kelompok kecil tertentu.