Ada seorang teman yang suka mendaki sebuah gunung, hampir semua gunung di jawa ini sudah pernah di dakinya dan juga beberapa gunung di luar negri. Bahkan beberapa gunung di dakinya beberapa kali.
Kalau melhat prosesnya, kita akan melihat persiapan yang begitu rumit, tali tali, alat komunikasi, besi besi pengait dalam berbagai bentuk, belum makanan, alat masak dll, juga uang yang tidak sedikit untuk persiapannya. Bahkan dalam proses pendakian, mereka dapat mengalami kegagalan dan mengakibatkan kematian, Apa yang sebenarnya mereka cari..?
“Tantangan dan usaha untuk menaklukannya sambil menikmati keindahan alam” katanya… Sesampai diatas, semua persiapan, proses pendakian yang sangat menguras tenaga waktu dan mental terbayar sudah dengan perasaan keberhasilan melihat keindahan alam dari ketinggian yang hanya sedikit dari kita pernah menyaksikan.
Ketika sampai dipuncak yang seharusnya tempat yang menyenangkan bagi mereka, merekapun tidak tinggal terlalu lama, bahkan mungkin sudah mulai memikirkan gunung mana lagi yang akan didaki… what next..?
Apakah mereka tidak takut mati…?
Kalau saya mati, itu sudah takdir / sudah waktunya, saya lebih takut tidak lagi berani mendaki. kalau tidak mampu itu soal lain tapi keberanian bisa diwariskan. Kehilangan keberanian adalah kematian yang belum waktunya.
Whoa… jawaban yang sangat menggelitik hati kita, Bagaimana dengan kita..? sampai dimana kita mendaki..? Ketika kita sudah nyaman dengan kondisi saat ini, tidak lagi memikirkan “What next..?” tidak lagi berani mendaki lebih tinggi… mungkin seperti yang rekan saya utarakan, kita sudah mati sebelum waktunya…
Maret, Jakarta 2010